Pohuwato, AndalanIDN – Polemik terkait isu relokasi penambang rakyat yang ada di Kabupaten Pohuwato menuai keprihatinan dari karyawan Pani Gold Project (PGP) yang juga putra daerah atau berasal dari Pohuwato.
Selain prihatin dan menghormati atas apa yang saat ini sedang bergulir, para karyawan yang merupakan warga lokal Pohuwato ini juga memberikan pernyataan sikap terkait hal tersebut.
Terutama meminta jaminan keamanan dari Polri, mereka meminta agar bisa bekerja dengan tenang dan tidak menginginkan suasana chaos/kisruh dan senantiasa berdoa agar semua mendapatkan petunjuk dari Allah SWT dalam membuat langkah dan keputusan.
Para karyawan lokal ini menghormati aktivitas unjuk rasa yang terjadi, namun demikian mereka berharap unjuk rasa tidak menimbulkan ekses dan situasi tetap kondusif supaya mereka bisa bekerja dengan optimal.
“Kami dengar akan ada aksi oleh massa penambang yang akan menghentikan pekerjaan kami. Semoga hal itu tidak terjadi karena bisa mengakibatkan keributan antar kita yang notabene sama-sama orang lokal Pohuwato,” kata Ismail Modjo karyawan PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS) di bagian Site Services asal Desa Taluduyunu, Kecamatan Buntulia Selasa, (12/09/2023).
Ia menambahkan bahwa para karyawan juga meminta anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk menjamin keamanan agar aktivitas perusahaan bisa berjalan normal.
Pernyataan sikap tersebut disampaikan melalui rekaman video yang memperlihatkan perwakilan karyawan membacakan sikap mereka. Mereka adalah perwakilan karyawan dari berbagai unit dan dari berbagai perusahaan yang tergabung dalam Pani Gold Project.
Mengingat padatnya kesibukan, tidak semua karyawan lokal bisa mengikuti penyampaian pernyataan sikap tersebut. Hanya perwakilan mereka yang bisa hadir.
Menurut data per April 2023, jumlah total karyawan di Pani Gold Project mencapai 1.444 orang. Khusus untuk karyawan PT PETS dan PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM), komposisi karyawan lokal mencapai 78% dan selebihnya non-lokal.
“Kami berharap agar tetap bisa bekerja dengan tenang. Karena kami juga orang lokal yang punya hak sama dimata hukum. Undang-undang sudah menjamin setiap warga negaranya untuk mendapatkan pelerjaan dan kehidupan yg layak,” kata Bayu Reksa Pakaya membacakan pernyataan sikap tersebut.
Bayu adalah karyawan PT PETS di bagian (HGS) Helicopter Ground Support. Dia berasal dari Kecamatan Randangan.
Seperti diberitakan beberapa media, massa penambang yang menyebut dirinya Majelis Permusyawaratan Rakyat Pohuwato (MPRP) melakukan unjuk rasa di Kantor Pani Gold Project Marisa dan di Kantor DPRD Pohuwato pada Senin, 11 September 2023.
Mereka menuntut kejelasan pembayaran tali asih untuk relokasi penambang rakyat yang beraktivitas di wilayah konsesi pertambangan Pani Gold Project. Koordinator aksi mengeluarkan ultimatum, jika perusahaan tidak membayar tali asih dalam 3 hari, mereka akan menghentikan semua kegiatan perusahaan.
Karyawan lokal berharap tidak terjadi keributan antara pengunjuk rasa dan karyawan yang hanya akan merugikan semua pihak. Mereka berharap semua permasalah dibicarakan secara baik-baik dengan sopan dan bermartabat.
“Semua bisa dibicarakan baik-baik, seperti nasehat lo ta mongopanggola “ito ngaamila bomohutato,” kata Alan Mbuinga karyawan PT PETS di bagian EA Support yang berasal dari Desa Botubilotahu Kecamatan Marisa.
(Abd)