Pohuwato, AndalanIDN – Gelar reses masa persidangan pertama tahun kesatu masa jabatan 2024 – 2029. Anggota DPRD Kabupaten Pohuwato, Febriyanto Mardain, S.Pd, terima keluhan petani terkait pupuk dan air untuk lahan pertanian.
Keluhan tersebut disampaikan langsung salah satu masyarakat Desa Buntulia Utara.
“Kemarin sudah waktu pemupukan jagung dan sempat ke pengecer tetapi hanya dapat satu karung. Kira-kira solusi untuk itu bagimana?, karena sudah waktunya pemupukan tapi yang diberikan hanya satu padahal stoknya banyak,” tanya Welis Koniyo.
Begitupun disampaikan oleh seorang petani milenial bernama Arlan Latif, dimana dalam reses tersebut ia turut menyuarakan keresahan petani terkait kondisi air.
“Tentang kondisi air kita saat ini, terus terang saya selalu sampaikan tentang kondisi air saat ini yang sudah tidak layak untuk lahan pertanian. Kemarin saya juga menyampaikan alternatif yakni pembuatan waduk sebagai filterisasi air diatas sana dan pengalihan air dari Randangan,” ungkap Arlan.
“Ini sering saya sampaikan. Bukan kita mau menyalahkan penambang karena penambang pun butuh makan kita juga butuh makan kita hanya menjaga keseimbangan saja. Waktu pertama bapak reses ini pun yang saya sampaikan dan ini yang kedua kalinya,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Febriyanto Mardain menjelaskan bahwa masalah pupuk menjadi masalah nasional dan hal tersebut telah masuk dalam pembahasan untuk mencari solusi.
“Memang persoalan pupuk ini menjadi persoalan Nasional. Kemarin kami membahas di badan anggaran sehingga ini, inovasi dari dinas pertanian untuk bisa menyelesaikan masalah pupuk bukan hanya di Buntulia Utara tetapi se Kabupaten Pohuwat,” jelas Febry.
“Kemarin juga ini yang paling banyak dibicarakan dalam pengusulan anggaran dan menjadi aspirasi dan akan ditindak lanjuti dengan RDP bersama dinas pertanian,” tambahnya.
Tidak hanya masalah pupuk, terkait air yang mengairi lahan pertanian sudah menjadi pembahasan. Bahkan kata Febry, Dinas Lingkungan Hidup sudah diminta untuk melakukan pengujian air.
Pengujian tersebut untuk mengetahui kandungan logam pada air yang bukan hanya merugikan para petani tetapi masyarakat secara keseluruhan.
“Ini yang jadi perhatian khusus kami. Karena tidak hanya petani tetapi semua masyarakat menggunakan air. Jangan sampai bahan logam atau kimia sudah masuk di dalam tubuh kita. Sehingga anggaran untuk pengujian laboratorium lebih di fokuskan,” kata Febry.
Lebih lanjut, dalam pembahasan telah di usulkan untuk pemanfaatan titik bor untuk pengairan.
“Ada juga salah satu usulan anggota menyarankan mengecek kembali dimana titik bor, di persawahan Taluduyunu itu ada. Tinggal dimaksimalkan lagi dan kami akan menindak lanjuti itu untuk mencari titik-titik bor itu untuk di cek,” terang Febry
“Selain pembuatan waduk ini sudah bicara proyek Nasional. Kalau untuk persoalan lain kami mencoba mencari solusi. Bukan hanya di Kecamatan Buntulia tetapi Duhiada’a juga merasakan hal yang sama. Sehingga ini menjadi perhatian khusus kami. Karena kemarin banyak hasil panen yang tidak maksimal. Insyaallah ini akan kami suarakan dalam rapat rapat di DPRD,” tandasnya.
Hadir dalam reses tersebut Camat Buntulia, Syaiful Bahri Hunta dan Kepala Desa Buntulia Utara, Jardin Saleh.
(Abd)