AndalanIDN, Pohuwato – Air adalah kebutuhan primer yang dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya secara alami. Air bersih pada suatu permukiman merupakan suatu prasarana utama penunjang keberlangsungan suatu permukiman tersebut untuk berkembang.
Distribusi Air bersih yang baik juga menjadi salah satu pokok keberhasilan suatu daerah akan air bersih. Pemerintah Daerah mengupayakan adanya instalasi pengolahan air yang dapat menjamin ketersediaan air bersih bagi masyarakat.
Namun hal tersebut belum dirasakan oleh masyarakat yang berada di Kecamatan Patilanggio, Kabupaten Pohuwato. Sebab, air bersih yang dijanjikan belum juga dapat dinikmati.

Menurut Camat Patilanggio, Bani Imran Kaluku, penyediaan air bersih diwilayahnya sudah pernah dijanjikan oleh pemerintah daerah dalam hal ini Direktur PDAM Pohuwato, tetapi sampai saat ini belum juga terealisasi.
“Direktur PDAM itu menyampaikan langsung ke pak Bupati dan dihadapan masyarakat di suka makmur (dalam Gebyar SMS tahap I), bahwa di 2021 itu pas bulan puasa masyarakat Patilanggio akan menikmati air bersih, yang alhamdulillah sampai berakhir tahun 2022 ini janji itu tidak ada dan tidak terealisasikan,” ungkapnya, Senin (14/11/2022).
Bahkan menurut Bani Imran, air yang digunakan masyarakat saat ini untuk kebutuhan sehari-hari dari sumber air apabila ditampung sebentar saja maka air tersebut akan berubah warna menjadi kekuningan.
“Bahkan saya sendiri saja tidak betah tinggal di rumah dinas ini karena air. Sebab ini adalah kebutuhan utama. Saya sebagai Camat di Patilanggio mengharapkan janji itu agar ditepati dan kalau apa kendalanya harus disampaikan karena sampai hari ini dari tahun 2021 tidak terealisasi,” harap Bani Imran.

Sementara itu, saat dikonfirmasi oleh tim AndalanIDN.id terkait masalah air bersih di Kecamatan Patilanggio, Direktur PDAM Pohuwato, Hairudin Usman menjelaskan hal utama yang menjadi masalah adalah pada aliran sungai Randangan dan Intake yang ada.
Intake sendiri adalah suatu konstruksi yang berguna untuk mengambil air dari sumber air di permukaan tanah seperti reservoir, sungai, danau atau kanal.
“Persoalan air di Patilanggio, kalau untuk PDAM sendiri tidak ada masalah. Hanya persoalannya perilaku sungai Randangan itu kan berubah-ubah, yang dulunya intake kami ada air sekarang ditinggalkan oleh air. Karena apa, karena disebelah itu kan sudah longsor terus di Imbodu, dengan begitu pompa kami sudah tidak bisa beroperasi lagi karena sudah tidak ada air. Ada air tapi kapasitas sudah tidak mencukupi,” terang Hairudin.
Hairudin mengungkapkan, Intake tersebut dibangun oleh Dinas Perkim pada Tahun 2021. Tapi kemudian sungai randangan yang sering meluap dan banjir sehingga Intake ini tertutup lumpur lagi.
“Pernah ujicoba pertama, Intake ini berjalan bagus, tapi setelah banjir-banjir jadi sudah penuh lumpur didalam jadi sudah tidak beroperasi,” ujarnya.
“Kami sudah minta pertanggung jawaban sama kontraktornya, karena ini belum ada penyerahan (Intake) ke kita. Coba kalian bersihkan itu Intake. supaya kami PDAM sudah bisa beroperasi,” tambah Hairudin.
Terakhir ia menjelaskan bahwa sudah pernah melakukan pertemuan dengan pihak kontraktor, namun sampai saat ini perawatan terhadap Intake yang ada belum juga terealisasi.
“Saya sampaikan kontaktor yang mengerjakan intake itu coba kase bersih saja, kita sudah undang disini kita akan bantu. Itu bukan proyek PDAM. Itu proyeknya Perkim, bantuan buat PDAM,” jelasnya.
“Kontraktornya yang harus menseriusi perawatan intake di Patilanggio. Kalau intake sudah bersih maka akan jalan operasi,” tutup Hairudin. (Ian)