banner 728x250

Korban Bullying, Jangan Jauhi Jadilah Support Sistem yang Baik

Bullying
Venty Dwikasari Hasan, SH, MH (Foto : AndalanIDN)
banner 120x600

AndalanIDN – Korban perundungan (Bullying) sering kali memendam perasaannya sendiri. Bagaikan api dalam sekam, orang-orang yang menjadi korban akan terlihat seolah tenang namun memendam berbagai tekanan secara psikologis yang sewaktu-waktu dapat memuncak.

Tekanan secara psikologis atau mental yang tidak mampu di tangani dengan baik dapat menyebabkan berbagai masalah yang pada akhirnya dapat mengakibatkan berbagai dampak serius bagi korban itu sendiri.

Menurut seorang Psikolog, Iswan Saputro, M.Psi, dikutip dari KlikDokter ada beberapa dampak Bullying yang dapat ditimbulkan, seperti :

1. Rentan merasakan emosi
2. Sulit berkonsentrasi
3. Tidak percaya diri
4. Masalah fisik
5. Menarik diri dari lingkungan
6. Sulit membentuk hubungan
7. Memicu terjadinya gangguan mental

Dari berbagai masalah yang ditimbulkan, tekanan psikologis yang sudah mencapai klimaks dapat mengakibatkan gejolak emosi yang tidak stabil dan timbulnya perasaan untuk mengakhiri hidup.

Berkaca dari berbagai dampak yang ditimbulkan, seharusnya perilaku Bullying (perundungan) harus kita cegah bersama.

Peran kita sebagai orang terdekat maupun orang yang mengetahui adanya perilaku tersebut dilingkungan sekitar harus lebih dimaksimalkan. Dalam arti, bentuk pencegahan dan antisipasi bagi pelaku atau korban Bullying harus kita lakukan.

Ada 4 (empat) bentuk Bullying yang perlu diketahui, yakni :

1. Bullying secara fisik

Bullying yang dilakukan secara fisik biasanya meninggalkan bekas luka di bagian tubuh, seperti memar. Adapun beberapa contoh tindakan bullying yang dilakukan secara fisik adalah memukul, menendang, menjegal, mencubit, atau mendorong seseorang.

2. Bullying secara lisan

Tindakan bullying juga bisa dilakukan secara lisan, seperti menghina, mengejek, dan mengolok orang lain. Meskipun tidak meninggalkan luka yang terlihat secara fisik, bullying secara lisan ini merupakan jenis pelecehan yang ditargetkan (targeted harassment) yang pada akhirnya dapat berujung pada tindakan kekerasan fisik.

3. Bullying secara sosial

Bullying yang dilakukan secara sosial biasanya tidak mudah dideteksi. Maka dari itu, jenis bullying ini sering dikenal sebagai penindasan terselubung (covert bullying). Tujuannya adalah untuk merusak reputasi seseorang dalam lingkungan sosial.

4. Bullying di Internet (Cyber Bullying)

adalah bentuk tindakan agresif yang ditujukan kepada seseorang melalui teknologi digital. Umumnya, cyberbullying terjadi di media sosial, game online, dan platform lain yang menyediakan kolom interaksi. Bullying di sini tidak dilakukan dengan tatap muka, melainkan secara virtual atau online.

Jika menilik dari beragamnya bentuk-bentuk Bullying yang ada, sebagai mahluk sosial dan dibekali perasaan serta akal untuk berpikir maka sudah seharusnya perilaku tersebut harus kita cegah bersama.

Menurut Venty Dwikasari Hasan, SH, MH, orang-orang yang menjadi korban Bullying sebenarnya perlu untuk didengar dan diberikan support. Seperti yang selalu ia sampaikan dalam setiap kegiatan penyuluhan yang dibawakan.

Wanita berusia 28 Tahun yang berfokus sebagai pemerhati perempuan dan anak sekaligus pendamping pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dibawah Dinas DP3AP2KB Kabupaten Pohuwato ini memberi tips untuk menangani para korban Bullying.

“Ibarat gelas, air yang diisi terus menerus pasti akan meluap atau tumpah. Maka perlu untuk mengosongkan gelasnya,” ujar Venty.

“Seumpama gelas kita terisi penuh, cara untuk mengosongkan gelas ini bisa dengan beberapa hal yg kita senangi. Kalau tidak bercerita dengan orang yang kita percaya (orang tua, saudara, teman baik), mungkin bisa dengan nonton film melow, apa aja yang disukai. Asalkan tidak berbahaya untuk diri sndiri dan orang lain,” jelasnya.

Artinya, orang-orang disekeliling korban harusnya menjadi pendengar dan support system yang baik.

Support system sendiri dalam bahasa harfiah artinya sistem pendukung, namun menurut Ida N. Faizah, M.Psi, ahli psikologi dari UGM, support system merupakan hubungan timbal baik yang bersifat saling membantu, simbiosis mutualisme, dan take and give. Support system ini berasal dari orang-orang yang membuat kamu merasa aman dan nyaman.

Sehingga korban Bullying kata Venty dapat meluapkan segala tekanan yang telah diterimanya melalui bercerita.

“Dengan begitu hal-hal yang dapat berakibat fatal seperti depresi, trauma berkepanjangan, gangguan kecemasan, trust issue bahkan pikiran untuk mengakhiri hidup bagi korban dapat kita cegah,” ungkap Venty.

Namun ia juga mengingatkan agar korban Bullying dapat memfilter apa saja yang ingin diceritakan. Jangan sampai menjadi terlalu terbuka tentang hal-hal pribadi yang harusnya tidak boleh diketahui orang lain.

Kepedulian terhadap lingkungan sekitar juga perlu ditingkatkan, mengingat di masa saat ini gangguan Mental Health (kesehatan mental) menjadi satu isu yang sangat hangat karena mudah menimpa Gen Z saat ini.

Generasi Z (Gen Z) adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 dan 2012. Generasi ini lahir setelah Generasi Milenial dan sebelum Generasi Alpha.

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), generasi Z (Gen Z) memiliki prevalensi depresi tertinggi di Indonesia, yaitu 2% dari kelompok usia 15-24 tahun. Namun, hanya 10,4% dari kelompok tersebut yang mencari pengobatan.

Berbagai dampak dari perilaku inilah yang harus kita cegah bersama. Sederhananya dapat dimulai dari orang-orang terdekat dan lingkungan sekitar kita.

Sama seperti apa yang terus dilakukan Venty Dwikasari berbekal pengalaman menjadi korban Bullying, dirinya berhasil bangkit dan mampu memberi motivasi bagi orang-orang melalui setiap kegiatan penyuluhan yang dibawakan.

Ia tak henti-hentinya mengingatkan bagaimana menjadi suport sistem yang baik bagi orang-orang terdekat. Karena lewat komunikasi kita dapat membantu menyelesaikan masalah orang lain.

“Be A good listener and A good partner,” kata Venty.

“Ciptakan lingkungan yang sehat.
Hindari lingkungan yang toxic.
Perbanyak ibadah.Jadilah pendengar yang baik. Berilah saran terbaik jika kita dimintakan saran,” tandasnya.

Penulis : Imam Abdul Azis R. Ishak

banner 325x300